Defenisi
Hiperlipidemia merupakan abnormalitas kadar kolesterol
dalam darah yang terdiri dari peningkatan kadar koleserol total, LDL (Low Density Lipoprotein), trigliserida,
penurunan kadar HDL (High Densiy
Lippoprotein) atau kombinasi dari abnormalitas tersebut. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya
energi, yang
berfungsi sebagai sumber energi utama untuk
proses metabolisme tubuh
(Dipiro, 2008)
Patofisiologi
Peningkatan kadar LDL
dalam darah dapat terjadi akibat kelainan genetik sehingga LDL reseptor tidak
dapat mendegradasi jumlah LDL dalam darah. Selain itu dapat terjadi akibat
konsumsi makanan berkolesterol dan mengandung asam lemak jenuh yang mengakibatkan
pengurangan aktivitas LDL-reseptor, peningkatan kecepatan produksi LDL dan
peningkatan kadar LDL dalam darah (Dipiro, 2008).
LDL
merupakan kolesterol utama transport lipoprotein yang memiliki apolipoprotein
B-100. Secara umum, LDL diperoleh dari katabolisme VLDL dan sintesis seluler.
Pada saat seseorang yang normal mengkonsumsi makanan rendah lemak, sebagian
besar kolesterol akan disintesis dan digunakan dalam organ extrahepatic dan
sebagiannya akan dibawa oleh LDL ke hati untuk dikatabolisme. LDL dikatabolisme
melalui interaksi pada reseptor permukaan sel yang ditemukan di hati, adrenal,
dan sel peripheral (termasuk fibroblast dan sel otot polos). Sel-sel ini
mengenali apolipoprotein B-100 pada LDL, kemudian akan didegradasi. Pada orang
yang normal, sekitar 70 % dari LDL akan dikatabolisme melalui mekanisme receptor-dependet, namun hal ini
berkaitan dengan ketersediaan dan jenis lemak jenuh dari sumber makanan.
Mengkonsumsi kolesterol dan asam lemak jenuh yang tinggi dapat mengurangi
aktivitas reseptor LDL, meningkatkan produksi LDL, dan meningkatkan konsentrasi
LDL dalam plasma. Meningkatnya kolesterol intaselular sebagai akibat dari
katabolisme LDL menghambat aktivitas 3-hydroxy-3-methylglutaryl
koenzim A (HMG-CoA) reduktase, sehingga mengurangi jumlah
enzim yang berperan dalam biosintesis kolesterol intraselular. Selain itu dengan meningkatnya kolesterol
intraselular termasuk didalamnya adalah berkurangnya sintesis reseptor LDL
sehingga terbatasnya pengambilan kolesterol dalam plasma, dan terjadi
percepatan aktivitas acylcoenzyme A : cholesterol
acyltransferase (ACAT) yang dapat memfasilatasi penyimpanan kolesterol
dalam sel (Dipiro, 2008).
Nilai Normal Kolesterol
- LDL (Low Density Lipoprotein)
Nilai
normal : <130 mg/dL SI: < 3,36 mmol/L
Nilai
batas : 130 - 159 mg/dL SI: 3,36 - 4,11 mmol/L
Risiko
tinggi: ≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L
Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit
pembuluh darah koroner atau hiperlipidemia bawaan. Peninggian kadar dapat terjadi
pada sampel yang diambil segera. Hal serupa terjadi pula pada
hiperlipoproteinemia tipe Ha dan Hb, DM, hipotiroidism, sakit kuning yang
parah, sindrom nefrotik, hiperlipidemia bawaan dan idiopatik serta penggunaan
kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.Sedangkan penurunan LDL dapat terjadi
pada pasien dengan hipoproteinemia atau alfa-beta-lipoproteinemia.
- HDL (High Density Lipoprotein)
Nilai normal : Dewasa: 30 - 70 mg/dL SI
= 0,78 - 1,81 mmol/L
HDL
merupakan produk sintetis oleh hati dan saluran cerna serta katabolisme Trigliserida.
Terdapat hubungan antara HDL – kolesterol dan penyakit arteri koroner Peningkatan
HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar racun
industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan kadar HDL juga dapat terjadi
pada pasien yang menggunakan klofi brat, estrogen, asam nikotinat, kontrasepsi
oral dan fenitoin. Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus fi brosis
sistik, sirosis hati, DM, sindrom nefrotik, malaria dan beberapa infeksi akut.
Penurunan HDL juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan probucol, hidroklortiazid,
progestin dan infus nutrisi parenteral.
- TGL (Trigliserida)
Nilai normal : Dewasa yang
diharapkan
Pria
: 40 - 160 mg/dL SI: 0,45 - 1,80 mmol/L
Wanita : 35 - 135 mg/dL SI: 0,4 -
1,53 mmol/L
Trigliserida
meningkat dapat terjadi pada pasien yang mengidap sirosis alkoholik,
alkoholisme, anoreksia nervosa, sirosis bilier, obstruksi bilier, trombosis
cerebral, gagal ginjal kronis, DM, Sindrom Down’s, hipertensi, hiperkalsemia,
idiopatik, hiperlipoproteinemia (tipe I, II, III, IV, dan V), penyakit
penimbunan glikogen (tipe I, III, VI), gout, penyakit iskemia hati hipotiroidism,
kehamilan, porfi ria akut yang sering kambuh, sindrom sesak nafas, talasemia
mayor, hepatitis viral dan sindrom Werner,s. Kolestiramin, kortikosteroid,
estrogen, etanol, diet karbohidrat, mikonazol i.v, kontrasepsi oral dan spironolakton dapat meningkatkan
trigliserida. Penurunan trigliserida dapat terjadi pada obstruksi paru kronis, hiperparatiroidism,
hipolipoproteinemia, limfa ansietas, penyakit parenkim hati, malabsorbsi dan
malnutrisi. Vitamin C, asparagin, klofi brat dan heparin dapat menurunkan
konsentrasi
serum
trigliserida.
Terapi Hiperlipidemia :
1)
Terapi
Farmakologi
Golongan Obat
Empat
golongan obat utama yang dipertimbangkan untuk mengatasi hiperlipidemia antara
lain :
- HMG CoA Reductase Inhibitors (Statin) ; lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, atorvastatin
Mekanisme kerja : Statin menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase, mengganggu konversi HMG-CoA ke mevalonate, yang merupakan tahap yang
menentukan dalam biosintesis kolesterol de-novo.
Pengurangan sintesis LDL dan peningkatan katabolisme LDL melalui
mekanisme receptor-dependet.
- Bile acid sequestrants ; cholestyramine, colestipol, colesevelam
Mekanisme kerja :
mengikat asam empedu di usus melalui pertukaran anion, ikatan ini mengurangi
resirkulasi enterohepatic dari asam empedu, yang melepaskan feedback regulasi dalam konversi
kolesterol menjadi asam empedu di hati. Hasil penurunan pada kolesterol
hepatocyte akan meningkatkan reseptor LDL, yang nantinya akan menurunkan
konsentrasi LDL dalam plasma.
- Nicotinic acid ; crystalline
Mekanisme kerja : mengurangi sintesis hepatic VLDL
yang nantinya akan mengurangi LDL. Selain itu nicotinic acid juga
meningkatkan HDL dengan mengurangi katabolismenya.
- Fibric acid derivates ; gemfibrozil, fenofibrate, clofibrate
Mekanisme kerja : fibrat merupakan
agonis untuk faktor transkripsi nuclear peroxisome proliferator-activated receptor-alpha (PPAR-alpha). Melalui mekanisme ini, fibrat mengurangi apolipoprotein
C-III dan meningkatkan apolipoprotein A-I, transport protein asam lemak,
oksidasi asam lemak, dan lipoprotein lipase.Dampaknya pada lipoprotein lipase
dan apolipoprotein C-III (inhibitor dari lipoprotein lipase) meningkatkan
katabolisme dari TGRLP, sedangkan dengan meningkatkan oksidasi asam lemak akan
mengurangi pembentukan VLDL trigliserida. Dengan kata lain dampak ini adalah
mengurangi serum trigliserida, yang merupakan kerja utama dari fibrat.
Penurunan serum trigliserida dikombinasikan dnegan meningkatnya sintesis
apolipoprotein A-I dan A-II cenderung meningkatkan kadar HDL (National
Cholesterol Education Program, 2002).
2). Terapi Non Farmakologi
Pengobatan untuk orang-orang yang mengalami hiperlipidemia adalah
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC), yang terdiri dari :
- Mengurangi jumlah makanan berlemak (terutama lemak jenuh) dan kolesterol dalam makanan
- Mengkonsumsi makanan berserat
- Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan
- Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga (Dipiro, et al., 2008).
PUSTAKA
NCEP, 2002, Third Report of the National Cholesterol Education
Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III), NIH Publication, II-1
s.d II-11, V-2, VI-1.