Ahad, 9 Jun 2013

DD



 Defenisi
         Hiperlipidemia merupakan abnormalitas kadar kolesterol dalam darah yang terdiri dari peningkatan   kadar koleserol total, LDL (Low Density Lipoprotein), trigliserida, penurunan kadar HDL (High Densiy Lippoprotein) atau kombinasi dari abnormalitas tersebut. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang  kaya  energi,  yang  berfungsi sebagai  sumber  energi  utama  untuk  proses metabolisme tubuh (Dipiro, 2008)

 
Patofisiologi
          Peningkatan kadar LDL dalam darah dapat terjadi akibat kelainan genetik sehingga LDL reseptor tidak  dapat mendegradasi jumlah LDL dalam darah. Selain itu dapat terjadi akibat konsumsi makanan berkolesterol dan mengandung asam lemak jenuh yang mengakibatkan pengurangan aktivitas LDL-reseptor, peningkatan kecepatan produksi LDL dan peningkatan kadar LDL dalam darah (Dipiro, 2008).  

                        
LDL merupakan kolesterol utama transport lipoprotein yang memiliki apolipoprotein B-100. Secara umum, LDL diperoleh dari katabolisme VLDL dan sintesis seluler. Pada saat seseorang yang normal mengkonsumsi makanan rendah lemak, sebagian besar kolesterol akan disintesis dan digunakan dalam organ extrahepatic dan sebagiannya akan dibawa oleh LDL ke hati untuk dikatabolisme. LDL dikatabolisme melalui interaksi pada reseptor permukaan sel yang ditemukan di hati, adrenal, dan sel peripheral (termasuk fibroblast dan sel otot polos). Sel-sel ini mengenali apolipoprotein B-100 pada LDL, kemudian akan didegradasi. Pada orang yang normal, sekitar 70 % dari LDL akan dikatabolisme melalui mekanisme receptor-dependet, namun hal ini berkaitan dengan ketersediaan dan jenis lemak jenuh dari sumber makanan. Mengkonsumsi kolesterol dan asam lemak jenuh yang tinggi dapat mengurangi aktivitas reseptor LDL, meningkatkan produksi LDL, dan meningkatkan konsentrasi LDL dalam plasma. Meningkatnya kolesterol intaselular sebagai akibat dari katabolisme LDL menghambat aktivitas 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase, sehingga mengurangi jumlah enzim yang berperan dalam biosintesis kolesterol intraselular. Selain itu dengan meningkatnya kolesterol intraselular termasuk didalamnya adalah berkurangnya sintesis reseptor LDL sehingga terbatasnya pengambilan kolesterol dalam plasma, dan terjadi percepatan aktivitas acylcoenzyme A : cholesterol acyltransferase (ACAT) yang dapat memfasilatasi penyimpanan kolesterol dalam sel (Dipiro, 2008).

Nilai Normal Kolesterol
  •  LDL (Low Density Lipoprotein)
Nilai normal : <130 mg/dL SI: < 3,36 mmol/L
Nilai batas : 130 - 159 mg/dL SI: 3,36 - 4,11 mmol/L
Risiko tinggi: ≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L
Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit pembuluh darah koroner atau hiperlipidemia bawaan. Peninggian kadar dapat terjadi pada sampel yang diambil segera. Hal serupa terjadi pula pada hiperlipoproteinemia tipe Ha dan Hb, DM, hipotiroidism, sakit kuning yang parah, sindrom nefrotik, hiperlipidemia bawaan dan idiopatik serta penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.Sedangkan penurunan LDL dapat terjadi pada pasien dengan hipoproteinemia atau alfa-beta-lipoproteinemia.
  • HDL (High Density Lipoprotein)
Nilai normal : Dewasa: 30 - 70 mg/dL SI = 0,78 - 1,81 mmol/L
HDL merupakan produk sintetis oleh hati dan saluran cerna serta katabolisme Trigliserida. Terdapat hubungan antara HDL – kolesterol dan penyakit arteri koroner Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar racun industri atau poliklorin hidrokarbon. Peningkatan kadar HDL juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan klofi brat, estrogen, asam nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin. Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus fi brosis sistik, sirosis hati, DM, sindrom nefrotik, malaria dan beberapa infeksi akut. Penurunan HDL juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan probucol, hidroklortiazid, progestin dan infus nutrisi parenteral.
  • TGL (Trigliserida)
Nilai normal : Dewasa yang diharapkan
Pria : 40 - 160 mg/dL SI: 0,45 - 1,80 mmol/L
Wanita : 35 - 135 mg/dL SI: 0,4 - 1,53 mmol/L
Trigliserida meningkat dapat terjadi pada pasien yang mengidap sirosis alkoholik, alkoholisme, anoreksia nervosa, sirosis bilier, obstruksi bilier, trombosis cerebral, gagal ginjal kronis, DM, Sindrom Down’s, hipertensi, hiperkalsemia, idiopatik, hiperlipoproteinemia (tipe I, II, III, IV, dan V), penyakit penimbunan glikogen (tipe I, III, VI), gout, penyakit iskemia hati hipotiroidism, kehamilan, porfi ria akut yang sering kambuh, sindrom sesak nafas, talasemia mayor, hepatitis viral dan sindrom Werner,s. Kolestiramin, kortikosteroid, estrogen, etanol, diet karbohidrat, mikonazol i.v, kontrasepsi   oral dan spironolakton dapat meningkatkan trigliserida. Penurunan trigliserida dapat terjadi pada obstruksi paru kronis, hiperparatiroidism, hipolipoproteinemia, limfa ansietas, penyakit parenkim hati, malabsorbsi dan malnutrisi. Vitamin C, asparagin, klofi brat dan heparin dapat menurunkan konsentrasi
serum trigliserida.

Terapi Hiperlipidemia :

1)                  Terapi Farmakologi
Golongan Obat
Empat golongan obat utama yang dipertimbangkan untuk mengatasi hiperlipidemia antara lain :
  •  HMG CoA Reductase Inhibitors (Statin) ; lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, atorvastatin
Mekanisme kerja : Statin menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase, mengganggu konversi HMG-CoA ke mevalonate, yang merupakan tahap yang menentukan dalam biosintesis kolesterol de-novo. Pengurangan sintesis LDL dan peningkatan katabolisme LDL melalui mekanisme receptor-dependet.
  •  Bile acid sequestrants ; cholestyramine, colestipol, colesevelam
Mekanisme kerja : mengikat asam empedu di usus melalui pertukaran anion, ikatan ini mengurangi resirkulasi enterohepatic dari asam empedu, yang melepaskan feedback regulasi dalam konversi kolesterol menjadi asam empedu di hati. Hasil penurunan pada kolesterol hepatocyte akan meningkatkan reseptor LDL, yang nantinya akan menurunkan konsentrasi LDL dalam plasma.

  • Nicotinic acid ; crystalline
Mekanisme kerja : mengurangi sintesis hepatic VLDL yang nantinya akan mengurangi LDL. Selain itu nicotinic acid  juga meningkatkan HDL dengan mengurangi katabolismenya.
  • Fibric acid derivates ; gemfibrozil, fenofibrate, clofibrate
Mekanisme kerja : fibrat merupakan agonis untuk faktor transkripsi nuclear peroxisome proliferator-activated receptor-alpha (PPAR-alpha). Melalui mekanisme ini, fibrat mengurangi apolipoprotein C-III dan meningkatkan apolipoprotein A-I, transport protein asam lemak, oksidasi asam lemak, dan lipoprotein lipase.Dampaknya pada lipoprotein lipase dan apolipoprotein C-III (inhibitor dari lipoprotein lipase) meningkatkan katabolisme dari TGRLP, sedangkan dengan meningkatkan oksidasi asam lemak akan mengurangi pembentukan VLDL trigliserida. Dengan kata lain dampak ini adalah mengurangi serum trigliserida, yang merupakan kerja utama dari fibrat. Penurunan serum trigliserida dikombinasikan dnegan meningkatnya sintesis apolipoprotein A-I dan A-II cenderung meningkatkan kadar HDL (National Cholesterol Education Program, 2002).

2). Terapi Non Farmakologi


Pengobatan untuk orang-orang yang mengalami hiperlipidemia adalah Therapeutic   Lifestyle Changes (TLC), yang terdiri dari :

  • Mengurangi jumlah makanan berlemak (terutama lemak jenuh) dan kolesterol dalam makanan

  • Mengkonsumsi makanan berserat
  •   Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan
  •   Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga (Dipiro, et al., 2008).


                                                 PUSTAKA


Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey L. M., 2008, Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 7th edition, McGraw Hill, New York, 385-404.
 
NCEP, 2002, Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III), NIH Publication, II-1 s.d II-11, V-2, VI-1.